Senin, 25 Februari 2008

Tipitaka

VIII. T I P I T A K A

1. Pendahuluan
Kitab Suci sebagai pedoman bagi umat beragama, tetapi ternyata masih banyak umat Buddha yang belum membaca kitab suci agama Buddha. Namun anehnya, mereka su-dah bisa yakin terhadap ajaran agama Buddha.
2. Apa dan mengapa meyakini Tipitaka?
1) Tipitaka artinya ‘tiga keranjang’
2) Kita yakin Tipitaka karena di dalam kitab tersebut diceritakan ada guru yang sudah berhasil mencapai tujuan, ada ajaran yang dapat membawa pada tujuan, dan yang penting adalah ada siswa-siswa yang berhasil mencapai tujuan seperti sang guru karena melaksanakan ajaran sang guru tersebut.
3. Mengapa mengacu pada Pali Teks?
Karena Tipitaka Pali (Pali Kanon) masih terpelihara secara lengkap.
4. Sejarah terbentuknya Tipitaka
Setelah Sang Buddha parinibbana (543 SM), tiga bulan kemudian diadakan Sidang Agung (Konsili) Sangha atau Sangha Samaya
A. Sidang Agung (Konsili) Sangha Pertama
1) Penjelasan
- Diadakan pada tahun 543 SM, yaitu tiga bulan setelah Sang Buddha parinibba-na, dan berlangsung selama dua bulan
- Dipimpin oleh YA. Maha Kassappa dan dihadiri oleh 500 orang bhikkhu yang semuanya Arahat
- Sidang diadakan di Gua Sattapanni (di lereng Gunung Vebhara) di kota Raja-gaha
- Sponsor Sidang Agung ini yaitu Raja Ajatasattu
2) Tujuan Sidang
- Menghimpun ajaran Sang Buddha yang diajarkan kepada orang yang berlain-an, di tempat yang berlainan, dan dalam waktu yang berlainan.
- Mengulang Dhamma dan Vinaya agar ajaran Sang Buddha tetap murni, kuat, melebihi ajaran-ajaran lainnya
* YA. Upali mengulang Vinaya
* YA. Ananda mengulang Dhamma
3) Hasil / kesimpulan Sidang
- Sangha tidak akan menetapkan hal-hal mana yang perlu dihapus dan hal-hal mana yang harus dilaksanakan; juga tidak akan menambah hal-hal yang telah ada.
- Mengadili YA. Ananda
- Mengucilkan Channa
- Agama Buddha masih utuh
B. Sidang Agung (Konsili) Sangha Kedua
1) Penjelasan
- Diadakan pada tahun 443 SM (100 tahun sesudah yang I), berlangsung sela-ma empat bulan
- Dipimpin oleh YA. Revata dibantu oleh YA. Yasa dan dihadiri oleh 700 bhikkhu yang semuanya Arahat
- Sidang diadakan di Vesali
- Sponsor Sidang Agung ini yaitu Raja Kalasoka
2) Tujuan Sidang
Membahas sekelompok bhikkhu Sangha (Mahasanghika) yang menghendaki un-tuk memperlunak Vinaya yang dianggap mereka sangat keras (tetapi gagal)
3) Hasil / kesimpulan Sidang
- Kesalahan bhikkhu-bhikkhu dari suku Vajji yang melanggar ‘pacittiya’ dibicara-kan, dan diakui bahwa mereka telah melanggar Vinaya. 700 bhikkhu yang ha-dir menyatakan setuju
- Pengulangan kembali Dhamma dan Vinaya yang dikenal dengan ‘Satta Sati’ atau ‘Yasathera Sanghiti’ karena Bhikkhu Yasa dianggap berjasa dalam bi-dang pemurnian Vinaya
C. Sidang Agung (Konsili) Sangha Ketiga
1) Penjelasan
- Diadakan pada tahun (kurang lebih) 313 SM (230 tahun setelah Sidang I)
- Dipimpin oleh YA. Tissa Moggaliputta
- Sidang diadakan di Pataliputta
- Sponsor Sidang Agung ini yaitu Raja Asoka dari Suku Mauriya
2) Tujuan Sidang
- Menertibkan perbedaan pendapat yang dapat mengakibatkan perpecahan Sangha
- Memeriksa dan menyempurnakan Kitab Suci Pali (memurnikan ajaran Sang Buddha)
- Raja Asoka meminta agar para bhikkhu mengadakan upacara Uposatha setiap bulan, supaya Sangha Bhikkhu bersih dari oknum-oknum yang bermaksud ti-dak baik
3) Hasil / kesimpulan Sidang
- Menghukum bhikkhu-bhikkhu slebor
- Ajaran Abhidhamma diulang tersendiri oleh YA. Maha Kassapa sehingga leng-kaplah pengertian Tipitaka yaitu Vinaya, Sutta, dan Abhidhamma. Jadi penger-tian Tipitaka mulai timbul (lengkap) pada Konsili III ini
- YA. Tissa memilih 1000 orang Bhikkhu Savgha yang benar-benar telah mema-hami ajaran Sang Buddha untuk menghimpun ajaran tersebut menjadi Tipitaka dan perhimpunan tersebut berlangsung selama 9 bulan
D. Sidang Agung (Konsili) Sangha Keempat
1) Penjelasan
- Diadakan pada masa pemerintahan Raja Vattagamani Abhaya (101 – 77 SM)
- Dipimpin oleh YA. Rakkhita Mahathera dan dihadiri oleh kira-kira 500 bhikkhu
- Sidang diadakan di Alu Vihara (Aloka Vihara) di desa Matale
2) Tujuan Sidang
Mencari penyelesaian karena melihat terjadinya kemungkinan-kemungkinan yang mengancam ajaran-ajaran dan kebudayaan-kebudayaan agama Buddha oleh pi-hak-pihak lain
3) Hasil / kesimpulan Sidang
- Mengulang Tipitaka
- Menyempurnakan Komentar Tipitaka
- Menuliskan Tipitaka dan Komentar-nya di atas daun lontar
E. Sidang Agung (Konsili) Sangha Kelima
- Diadakan di Mandalay (Burma) pada permulaan abad keduapuluhlima sesudah Sang Buddha wafat (tahun 1871) dengan bantuan Raja Mindon.
- Kejadian penting waktu itu adalah Kitab Suci Tipitaka (Pali) diprasastikan pada 727 buah lempengan marmer (batu pualam) dan diletakkan di bukit Mandalay
F. Sidang Agung (Konsili) Sangha Keenam
- Diadakan di Rangoon pada hari Vesakha Puja tahun Buddhis 2498 dan berakhir pada tahun Buddhis 2500 (tahun 1956 Masehi)
- Mulai saat itu penterjemahan Kitab Suci Tipitaka (Pali) mulai digiatkan ke dalam beberapa bahasa Barat
5. Skema Tipitaka
Lihat skema
6. Penjelasan singkat Tipitaka
Mulai dari bagian Khuddakapatha
____________________

1 komentar:

silent to peace... mengatakan...

wah ini baru guru..... hebat lu li.... pinter nulis ya sekarang.... salut broooo.... salam dari heru....