Senin, 25 Februari 2008

Aganna Sutta 7

25. Selanjutnya Vasettha pada suatu waktu, ketika terdapat beberapaorang khattiya memandang rendah cara hidupnya sendiri, merekameninggalkan kehidupan rumah tangga dan menempuh hidup sebagai orangtak berumah tangga, dengan berkata: "Aku ingin menjadi pertapa." Juga terdapat beberapa orang brahmana yang memandang rendah carahidupnya sendiri, mereka meninggalkan kehidupan bermah tangga danmenempuh kehidupan sebagai orang tak berumah tangga, dengan berkata:"Aku ingin menjadi pertapa." Juga, terdapat beberapa orang vessa yang memandang rendah carahidupnya sendiri, mereka meninggalkan kehidupan rumah tangga danmenempuh hidup sebagai orang tak berumah tangga, dengan berkata : "Akuingin menjadi seorang pertapa." Juga, terdapat beberapa orang sudda yang memandang rendah hidupnyasendiri, mereka meninggalkan kehidupan berumah tangga dan menempuhhidup tak berumah tangga, dengan berkata : "Aku ingin menjadi seorangpertapa." Vasettha, dari empat kelompok masyarakat ini muncullah kelompolpertapa. Asal-usul mereka adalah dari kalangan orang-orang itu juga,dan bukan dari orang-orang lain; dari keinginan mereka sendiri, danbukan tidak diingini; dan hal itu terjadi sesuai dengan Dhamma (apayang seharusnya demikian), dan bukan terjadi karena apa yang bukandhamma (adhamma). Sesungguhnya, Vasettha dhamma itu amat bermanfaatbagi umat manusia, baik dalam kehidupan sekarang ini maupun dalamkehidupan yang akan datang. 26. Vasettha, orang khattiya yang menempuh kehidupan jahat dalamperbuatan, perkataan dan pikiran; yang menganut pandangan-pandangansalah; maka sebagai akibat dari pandangan-pandangan danperbuatan-perbuatannya itu, pada saat kehancuran tubuhnya, setelahmati, mereka terlahir kembali dalam alam celaka (apaya), alam sengsara(duggati), alam siksaan (vinipata), dan alam neraka (niraya). Juga, orang brahmana yang menempuh kehidupan jahat dalam perbutan,perkataan dan pikiran; yang menganut pandangan-pandangan salah ; makasebagai akibat dari pandangan-pandangan dan perbuatan-perbuatannyaitu, pada saat kehancuran tubuhnya, mereka terlahir kembali dalam alamcelaka (apaya), alam sengsara (duggati), alam siksaan (vinipata), alamneraka (niraya). Juga, orang vessa yang menempuh kehidupan jahat dalam perbuatan,perkataan dan pikiran; yang menganut pandangan-pandangan salah; makasebagai akibat dari pandangan-pandangan dan perbuatan-perbuatannyaitu, pada saat kehancuran tubuhnya, setelah mati, mereka akan terlahirkembali dalam alam celaka (apaya), alam sengsara (duggati), alamsiksaan (vinipata), alam neraka (niraya). Juga, orang sudda yang menempuh kehidupan salah dalam perbuatan,perkataan dan pikiran; menganut pandangan-pandangan salah; makasebagai akibat dari pandangan-pandangan dan perbuatan-perbuatannyaitu, pada saat kehancuran tubuhnya, setelah mati, mereka akan terlahirkembali dalam alam celaka (apaya), alam sengsara (duggati), alamsiksaan (vinipata), alam neraka (niraya). 27. Vasettha, orang khattiya yang menempuh kehidupan bajik dalamperbuatan, perkataan dan pikiran, yang menganut pandangan-pandanganbenar; maka sebagai akibat dari pandangan-pandangan danperbuatan-perbuatannya itu, pada saat kehancuran tubuhnya, setelahmati, mereka akan terlahir kembali dalam alam bahagia (suggati), alamsurga (sagga). Juga, orang brahmana yang menempuh kehidupan bajik dalam perbuatan,perkataan dan pikiran, yang menganut pandangan-pandangan benar; makasebagai akibat dari pandangan-pandangan dan perbuatan-perbuatannyaitu, pada saat kehancuran tubuhnya. Setelah mati, mereka akan terlahirkembali dalam alam bahagia, alam surga. Juga, orang vessa yang menempuh kehidupan bajik dalam perbuatan,perkataan dan pikiran, yang menganut pandangan-pandangan benar; makasebagai akibat dari pandangan-pandangan dan perbuatan-perbuatannyaitu, pada saat kehancuran tubuhnya, setelah mati, mereka akan terlahirkembali dalam alam bahagia, alam surga. Juga, orang sudda yang menempuh kehidupan bajik dalam perbuatan,perkataan dan pikiran, yang menganut pandangan-pandangan benar; makasebagai akibat dari pandangan-pandangan dan perbuatan-perbuatannyaitu, pada saat kehancuran tubuhnya, setelah mati, mereka akan terlahirkembali dalam alam bahagia, alam surga. 28. Vasettha, orang khattiya yang menempuh kehidupan ganda (dvayakari), baik dan buruk dalam perbuatan, perkataan dan pikiran, yangmenganut pandangan campuran (vimissaditthiko); maka sebagai akibatdari pandangan-pandangan dan perbuatan-perbuatan campurannya itu, padasaat kehancuran tubuhnya, setelah mati, ia akan terlahir kembali dalamalam bahagia maupun alam sengsara. Juga, seorang brahmana yang menempuh kehidupan ganda (dvaya kari),baik dan buruk dalam perbuatan, perkataan dan pikiran ; yang menganutpandangan campuran (vimissaditthiko); maka sebagai akibat daripandangan-pandangan dan perbuatan-perbuatan campurannya itu, pada saatkehancuran tubuhnya, setelah mati, ia akan terlahir kembali dalam alambahagia maupun alam sengsara. Juga, seorang vessa yang menempuh kehidupan ganda (dvaya kari), baikdan buruk dalam perbuatan, perkataan dan pikiran; yang menganutpandangan campuran (vimmissaditthiko); maka sebagai akibat daripandangan-pandangan dan perbuatan-perbuatan campurannya itu, pada saatkehancuran tubuhnya, setelah mati, ia terlahir kembali dalam alambahagia maupun alam sengsara. Juga, seorang sudda yang menempuh kehidupan ganda (dvaya kari ) baikdan buruk dalam perbuatan, perkataan dan pikiran, yang menganutpandangan-pandangan campuran; maka sebagai akibat daripandangan-pandangan dan perbuatan-perbuatan campurannya itu, pada saatkehancuran tubuhnya, setelah mati, ia akan terlahir kembali dalam alambahagia maupun alam sengsara.

Tidak ada komentar: