Senin, 25 Februari 2008

KONSEP KETUHANAN

II. KONSEP KETUHANAN

1. Defenisi ketuhanan, mengapa mengacu pada konsep Nibbana?
A. Karena peranannya sebagai tujuan akhir, sama dengan peranan Tuhan dalam agama-agama lain.
B. Hakekatnya tidak berkondisi dan terbebas dari Lobha, Dosa, dan Moha.
2. Sifat-sifat Tuhan
A. Karena tidak berkondisi dan terbebas dari Lobha, Dosa, dan Moha, maka sifatnya adalah:
1) Mahaesa karena hanya satu-satunya.
2) Mahasuci karena terbebas dari Lobha, Dosa, Moha.
B. Jadi, bersifat impersonal (bukan pribadi), yaitu:
1) Anthropomorphisme tidak punya bentuk orang.
2) Anthropopatisme tidak punya sifat orang.
MAHA SUCI
NIBBANA MAHA ESA
Lobha Terbebas Lobha IMPERSONAL

Dosa Terbebas Dosa

Moha Terbebas Moha

3. Bagaimana jika tidak impersonal?
A. Kalau tidak impersonal, berarti masih berkondisi, berarti masih tetap dukkha.
B. Bisa timbul pandangan bahwa ‘Tuhan dapat disalahkan’, jadi kita tidak dapat mendudukkan Tuhan pada proporsi yang sebenarnya.
4. Bolehkah konsep tersebut digunakan di Indonesia?
Boleh, karena tidak bertentangan dengan:
A. Panca Sila dasar negara Ketuhanan Yang Mahaesa.
B. UUD’45 pasal 29 ayat 1, 2.
5. Jika Tuhan kita tidak/bukan maha pencipta, lalu siapa yang maha pencipta?
Yang maha pencipta adalah kondisi-kondisi.
A. Tidak ada causa prima (sebab pertama), yang ada yaitu sebab terdekat (contoh: misalnya mencari asal mula pisang goreng).
B. Untuk terbentuk/terjadinya suatu fenomena ternyata melibatkan banyak sekali kondisi (con-toh: misalnya untuk terbentuk sebuah papan tulis, ternyata banyak sekali peranan unsur-un-sur yang ada di alam semesta).
6. Apakah yang tidak berkondisi benar-benar ada?
Kita dapat mengetahui hal tersebut dari:
A. Kitab suci.
B. Logika (Anumana melihat yang tidak terlihat dari yang terlihat).
C. Mengalami langsung (merealisasi).
7. Apakah merealisasi Nibbana sama dengan menjadi Tuhan?
Analogi: mengalami keindahan kebun raya Bogor.
8. Apakah sesudah parinibbana makhluk tersebut masih tetap ada?
Tidak terkena ‘Catuskoti’ (empat pernyataan), yaitu:
A. Positif.
B. Negatif.
C. Konjungtif.
D. Disjungtif.
Jadi, pertanyaannya tidak tepat untuk kasus tersebut (karena mengatasi konsep).





9. Tahap-tahap munculnya konsep ketuhanan
Ada hubungan antara pola hidup dan pola pikir ketuhanan.
POLA HIDUP POLA PIKIR KETUHANAN
A. Berburu binatang …………………………… Menyembah benda-benda yang menentramkan.
B. Memelihara binatang ……………………….. Menyembah binatang.
C. Bercocok tanam …………………………….. Menyembah dewi dewa.
D. Industri kecil ……………………………….. Gaib.
E. Industri besar ……………………………….. Diri sendiri adalah Tuhan.
F. Spiritual maju ………………………………. Anatta.
10. Konsep keselamatan
A. Ortodoks.
B. Heterodoks.
C. Independent (tidak tergantung) Buddhisme.
D. Ortodoks dan Heterodoks adalah sama-sama benar karena merupakan proses berbuahnya kamma.
ORTODOKS HETERODOKS INDEPENDENT




Manusia Manusia Manusia

____________________

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Namaste,
Salam kenal Bro WLS.
Artikel-artikelnya sangat informatif untuk pengetahuan Buddha Dharma.

Sarvamanggalam.