Kamis, 28 Februari 2008

Aroghya

AROGYA ( KESEHATAN )
Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa (3x).
AROGYA PARAMA LABHA ; SANTUTTHI PARAMAM DHANAM.
Kesehatan adalah keuntungan yang paling besar ;
Kepuasan adalah kekayaan yang paling berharga.
Khuddakanikaya Dhammapadagatha.

Sdr/i seDhamma yang berbahagia, setelah membaca Paritta dan bermeditasi, marilah sekarang kita pusatkan perhatian dan konsentrasi kita guna mengadakan pem-bahasan dan perenungan Dhamma yang pada hari ini berjudul ‘Arogya atau Kesehat-an’. Jadi sekali lagi, judul pembahasan dan perenungan Dhamma kita pada hari ini ya-itu ‘Arogya atau Kesehatan’.
Sdr/i seDhamma yang berbahagia, kesehatan dapat dikatakan sebagai faktor un-tuk memperoleh keuntungan. Bahkan, dapat pula dikatakan bahwa kesehatan sering di anggap sama dengan harta kekayaan atau sejenis dengan harta kekayaan. Hal ini se-sungguhnya tidak berlebih-lebihan, karena hal-hal yang merupakan tujuan seseorang, misalnya kekayaan, nama harum, persahabatan, dan sebagainya tidak dapat dicapai tanpa adanya faktor kesehatan ini. Bagaimana mungkin seseorang bisa mencapai ke-suksesan yang diinginkannya apabila ia selalu menderita sakit-sakitan? Bagaimana mungkin seseorang dapat melaksanakan pekerjaan atau rencananya dengan baik apa-bila badannya sering terserang penyakit dan pikirannya sering terganggu?
Sdr/i seDhamma sekalian, badan jasmani manusia ini dapat diibaratkan seperti sebuah mesin. Apabila sebuah mesin digerakkan dengan uap atau sumber-sumber tena ga lainnya, maka tubuh manusia juga bisa dikatakan demikian karena adanya tenaga yang juga bergerak dan bekerja. Hanya saja Sdr/i, di dalam tubuh manusia, kemauan atau kekuatan untuk bergerak dan bekerja ini, tergantung pada fungsi-fungsi yang sa-ling berhubungan di antara organ-organnya. Jika ada sesuatu yang keliru atau tergang-gu dalam hubungan-hubungan tersebut, maka akibatnya dapat terwujud timbulnya ra-sa nyeri dan sakit, lelah, gelisah, hilangnya nafsu makan, dan meningkatnya suhu tu-buh atau gejala-gejala lainnya. Ini adalah yang disebut sebagai tanda-tanda menurun-nya kesehatan.
Sdr/i seDhamma yang berbahagia, terdapat beberapa langkah umum untuk men cegah timbulnya penyakit. Memang, di dunia ini terdapat banyak sekali penyakit yang tidak terhitung jumlahnya, yang diagnosa dan pengobatannya secara medis dapat dipe lajari dalam buku-buku kedokteran. Tetapi, di sini kita hanya akan membahas menge-nai langkah-langkah pencegahan untuk menjaga kesehatan yang telah dikenal oleh masyarakat dan telah dilaksanakan secara umum. Hal ini juga menerangkan apa yang terdapat di dalam kitab-kitab suci dan untuk memperlihatkan bagaimana cara merawat dan mencegah penyakit-penyakit, baik menurut cara-cara fisik maupun batin. Hal-hal yang dapat diungkapkan secara umum guna mendapatkan kesehatan antara lain yaitu:
1. Hanya berhubungan dengan hal-hal yang sesuai dan menghindari hal-hal yang ti-dak sesuai. Hal ini meliputi barang-barang materi seperti makanan, pakaian, tem-pat tinggal, obat-obatan, dan teman bergaul; dan juga hal yang bukan materi misal nya cara hidup dan norma-norma susila. Atau singkatnya, meliputi apa saja yang sesuai ataupun tidak sesuai menurut keadaan jasmani, rasa, dan selera seseorang.
2. Tidak berlebih-lebihan dalam hal makan dan minum. Walaupun beberapa macam makanan sesuai untuk badan dan pikiran, tetapi menikmatinya secara berlebih-le-bihan akan sama bahayanya dengan makan makanan yang tidak sesuai. Demikian juga dalam hal minuman.
3. Tidak berlebih-lebihan dalam hal tidur. Tidur adalah perlu sekali untuk kesehatan badan dan pikiran, tetapi tidur berlebih-lebihan menjadikan orang lemah dan ma-las. Demikian pula jika tidur terlampau sedikit, akan melelahkan dan menyebab-kan seseorang tidak dapat melanjutkan pekerjaan.
4. Mengubah-ubah sikap badan (duduk, berbaring, berdiri, berjalan, dan sebagainya). Jangan tetap berada dalam satu sikap tertentu terlalu lama karena hal itu akan da-pat melelahkan secara keseluruhan.
5. Bersikap waspada terhadap perubahan cuaca. Janganlah membuka diri pada cuaca yang sangat panas atau sangat dingin walaupun badan rasanya cukup kuat. Juga jangan memaksa diri untuk menahan lapar dan haus serta menahan untuk buang air kecil atau besar.
6. Selalu bersikap waspada dan sadar, tidak bersikap lalai dalam setiap gerakan. Ini juga berlaku untuk setiap gerakan badan, setiap kita berbuat atau berbicara, terma-suk saat sebelum atau sewaktu berbuat, berbicara, bergerak, atau mengubah sikap badan.
7. Selalu mengendalikan diri. Artinya selalu waspada terhadap bentuk-bentuk nafsu seperti marah, senang, susah yang berlebih-lebihan dan lain-lainnya. Hal-hal seper ti itu dapat merusak kesehatan mental. Kemampuan mengendalikan diri semacam itu akan memberikan kepada kita suatu keseimbangan batin.
Sdr/i seDhamma yang berbahagia, demikian tadi nasehat-nasehat secara umum guna mendapatkan kesehatan. Sudah tentu masih banyak nasehat untuk menjaga kese-hatan, tetapi untuk dapat mengetahui lebih mendetail lagi, tentu sebaiknya diperiksa oleh seorang dokter atau seorang yang ahli dalam bidang tersebut. Sedangkan cara-ca-ra yang telah diuraikan tadi adalah cara-cara yang telah disebutkan dan digolongkan secara umum menurut apa yang dijelaskan di dalam kitab-kitab suci, yang memperli-hatkan bagaimana orang-orang pada jaman dahulu selalu berbuat sesuai dengan ilmu kesehatan.
Sdr/i seDhamma yang berbahagia, jadi di sini dapat dilihat, bahwa unsur kese-hatan untuk mencapai kekayaan materi, kemashuran, dan persahabatan, adalah meru-pakan suatu hal yang tidak dapat dikesampingkan atau ditiadakan. Oleh sebab itu, se-seorang perlu mengetahui bagaimana menjaga kesehatannya dan bagaimana mengo-bati dirinya bila ia sakit supaya ia dapat menjadi sembuh kembali untuk dapat mene-ruskan pekerjaannya seperti semula.
Sdr/i seDhamma sekalian, di dalam dunia internasional, kesehatan juga merupa kan masalah pokok yang utama. Kesehatan dapat dikatakan sebagai kualitas hidup ba-gi seseorang. Menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan itu me-liputi kesehatan mental, fisik, kesehatan sosial (pergaulan), tidak cacat dan tidak le-mah gizi. Sedangkan penanggulangannya meliputi pencegahan, terapi (penyembuhan) dan rehabilitasi (pemulihan).
Sdr/i seDhamma, kalau kita mau meneliti, ternyata ajaran Sang Buddha juga sa-ngat erat hubungannya dengan kesehatan. Dari ajaran Beliau yang paling sederhana, misalnya tentang Sila (kemoralan), kita dapat mengambil manfaatnya untuk kesehat-an. Dengan melaksanakan Sila secara benar, maka semua perbuatan kita dikendali-kan, misalnya dalam hal makan, kita menjadi tidak terlalu banyak makan, semua as-pek hidup menjadi teratur, dan sebagainya. Juga, dengan menjalankan Sila yang perta ma, yaitu menghindari membunuh makhluk hidup, maka kita dapat terhindar dari umur pendek, sakit-sakitan, dan pada kehidupan yang akan datang nanti kita tidak ter-lahir sebagai manusia cacat. Lalu dengan menjalankan Sila ketiga, yaitu menghindari berbuat asusila, maka kita dapat terhindar dari segala macam bentuk penyakit kela-min. Dan dengan menjalankan Sila kelima, kita dapat melihat pengaruhnya, yaitu bila kita menghindari segala macam minuman keras atau barang-barang yang memabuk-kan, maka kita dapat terhindar dari penyakit radang otak, kanker, dan sebagainya.
Sdr/i seDhamma yang berbahagia, demikian pula dengan melaksanakan Sama-dhi atau meditasi. Bila kita selalu melatih Samadhi dengan benar, maka hidup akan te rasa lebih tenang, tidur dapat lebih nyenyak, sehingga kesehatan akan bertambah. Ju-ga bila kita memiliki Pabba atau kebijaksanaan, maka kita akan bisa menerima seba-gaimana adanya apa yang terjadi pada diri kita. Artinya, kita mengetahui bahwa kese-hatan juga tidak kekal, pasti selalu ada gangguan sakit. Kita mengetahui bahwa kondi-si kesehatan adalah bersyarat. Artinya, kalau syaratnya tidak terpenuhi maka kesehat-an bisa berubah menjadi tidak sehat. Jadi, kalau pada suatu saat kita menderita suatu penyakit, hendaklah kita jangan terlalu mengeluh. Sadarilah bahwa itu adalah hasil dari karma kita sendiri. Karena, di dalam agama Buddha tidak ada sesuatu yang terja-di secara kebetulan. Semua yang terjadi adalah akibat dari karma kita sendiri. Jadi, yang penting adalah pikirkanlah hal yang baru untuk mengatasi bagaimana penyakit tersebut, jangan terlalu larut dalam kesedihan. Sebab, bila kita bisa segera menyadari terhadap apa yang sedang terjadi pada diri kita, maka kita segera pula menyadari un-tuk memperbaikinya, sehingga semakin cepat dikenal penyakitnya, maka kemungkin-an untuk menjadi parah akan semakin sedikit.
Sdr/i seDhamma yang berbahagia, jadi semakin jelas, bahwa dengan melaksana kan ajaran Sang Buddha, ternyata kita bisa mencegah banyak hal yang dapat merugi-kan kesehatan kita. Dan, hendaknya kita juga selalu menyadari bahwa semua masalah itu dapat diselesaikan atau diatasi dengan Dhamma.
Sdr/i seDhamma yang berbahagia, demikianlah pembahasan dan perenungan Dhamma kita pada hari ini yang berjudul ‘Arogya atau Kesehatan’. Dan bila di antara Sdr/i ada yang ingin bertanya tentang makalah ini, kami persilakan untuk mendiskusi-kan bersama-sama setelah selesainya kebaktian. Terimakasih!
Sabbe satta bhavantu sukhitatta, semoga semua makhluk berbahagia!
Sadhu! Sadhu! Sadhu!
____________________

Dibacakan pada tanggal :
-
-
-
-
-

Tidak ada komentar: