Senin, 03 Maret 2008

TIRATANA

IV. T I R A T A N A

1. Arti Tiratana dan mengapa yakin pada Tiratana
A. Artinya ‘tiga permata’ yaitu Buddha (sebagai guru), Dhamma (sebagai ajaran), dan Sangha (sebagai siswa yang berhasil).
B. Jadi, ada siswa yang berhasil sebagai bukti kebenaran dari ajaran sang guru.
Oleh karena ada siswa yang berhasil inilah maka kita mau meyakini Tiratana, mau menja-dikan Tiratana sebagai ‘perlindungan’ kita.
C. Dikatakan sebagai permata karena Tiratana nilainya sangat luhur
1) Buddha Nibbana
2) Dhamma Nibbana Nibbana = sangat luhur
3) Sangha Nibbana
2. Beberapa perumpamaan Tiratana
Buddha, Dhamma, dan Sangha tidak dapat dipisah-pisahkan dalam pembahasannya. Jadi, kalau ada guru, maka harus ada ajaran dan juga harus ada siswa yang berhasil untuk membuktikan ke-benaran ajaran sang guru tersebut. Oleh sebab itu, ketiga hal ini saling berkaitan. Dalam Khud-dakanikaya Khuddakapatha dijelaskan beberapa perumpamaan dari Tiratana di antaranya yaitu:
BUDDHA DHAMMA SANGHA
1) Dokter Obat Pasien yang sudah sembuh
2) Matahari Sinar Bumi yang terkena sinar
3) Sopir kapal Kapal Penumpang yang sampai tujuan
4) Penunjuk harta karun Peta Orang yang menemukan harta karun
5) Busur panah Anak panah Sasaran yang terkena anak panah
6) Pelatih kuda Metode melatih Kuda yang terlatih
3. Skema Tiratana (lihat pada lampiran ‘skema’)
4. Penjelasan singkat Tiratana
A. Penegasan arti Ti = tiga (mengapa?) dan Ratana = permata (mengapa?)
B. Kualitas Tiratana
1) Kualitas Buddha ada 9 (Buddhanussati)
2) Kualitas Dhamma ada 6 (Dhammanussati)
3) Kualitas Sangha ada 9 (Sanghanussati)
C. Sammasambuddha
1) Defenisi
a. Orang yang mencapai kebuddhaan
b. Dengan usaha sendiri tanpa bantuan pihak lain
c. Mengajarkan Dhamma (ajaranNya)
d. Yang diajar dapat mencapai tingkat-tingkat kesucian
2) Kemunculan
a. Dalam satu umur dunia (kappa), paling banyak hanya muncul lima orang Samma-sambuddha
b. Sekali muncul hanya satu orang dalam lingkup satu Buddhajatikkhetta (ribuan tata surya gugus galaxy)
c. Pada saat itu siklus moral manusia sedang bagus (usia manusia rata-rata antara 100 tahun sampai 100.000 tahun)

3) Syarat-syarat menjadi Sammasambuddha
a. Sudah mempunyai simpanan Parami (kesempurnaan kebajikan) yang tingkat biasa sebanyak 100.000 kappa
b. Dia lalu bertekad di depan Sammasambuddha yang ada pada waktu itu
c. Sammasambuddha tersebut lalu memberikan ‘penegasan’
d. Sejak saat itu dia disebut ‘Bodhisatta’ dan harus menyempurnakan Parami-nya lagi untuk dapat menjadi Sammasambuddha
4) Penjelasan Parami (kesempurnaan kebajikan)
SAD PARAMITA DASA PARAMI
a. Dana Dana
Metta
Nekkhamma
b. Sila Sila
Sacca
c. Kshanti Khanti
d. Virya Viriya
Adhitthana
e. Dhyana Upekkha
f. Prajna Panna
Ada 3 (tiga) tingkatan Parami
a. Biasa mengorbankan kedudukan dan harta benda
b. Sedang mengorbankan organ tubuh
c. Tinggi mengorbankan kehidupan
PARAMI SAVAKA BUDDHA PACCEKA BUDDHA SAMMASAMBUDDHA
a. Biasa …… 100.000 kappa
100.000 kappa
b. Sedang …………………. 4 Asankheyya 100.000 kappa

c. Tinggi …………………………………………….
D. Pacceka Buddha
1) Defenisi
a. Orang yang mencapai kebuddhaan
b. Dengan usaha sendiri tanpa bantuan pihak lain
c. Tidak mengajarkan Dhamma (ajaran)
d. Seandainya mengajar, maka yang diajar tidak mencapai tingkat-tingkat kesucian
2) Kemunculan
a. Muncul pada saat di dunia ini tidak ada ajaran Sammasambuddha
b. Sekali muncul banyak orang
c. Pada saat itu siklus moral manusia sedang tidak bagus
3) Syarat-syarat menjadi Pacceka Buddha
Mempunyai simpanan Parami tingkat biasa dan sedang sebanyak 100.000 kappa



E. Savaka Buddha
1) Defenisi
a. Orang yang mencapai kebuddhaan
b. Karena mempelajari ajaran Sammasambuddha
c. Mengajarkan Dhamma (ajaran)
d. Yang diajar dapat mencapai tingkat-tingkat kesucian
2) Kemunculan
a. Muncul pada saat di dunia ini ada ajaran Sammasambuddha
b. Sekali muncul banyak orang
c. Pada saat itu siklus moral manusia sedang bagus
3) Syarat-syarat menjadi Savaka Buddha
Mempunyai simpanan Parami tingkat biasa sebanyak 100.000 kappa
F. Pariyati Dhamma (teori) lihat pembahasan kitab suci Tipitaka (Pali)
G. Patipati Dhamma (praktik) lihat pembahasan Sila dan Samadhi.
H. Pativeda (hasil penembusan)
1) Magga (jalan kesucian) begitu Magga langsung disusul Phala!
2) Phala (hasil kesucian) (analogi ‘orang melangkah’ atau ‘siswa naik kelas’)
3) Nibbana (tidak berkondisi)
Penjelasan tingkat-tingkat kesucian
Ada 10 (sepuluh) belenggu batin (Dasa Samyojana) yang dipatahkan, yaitu:
BELENGGU BATIN SOTAPANNA SAKADAGAMI ANAGAMI ARAHAT
1. Sakkayaditthi ´ ´ ´ ´
2. Vicikiccha ´ ´ ´ ´
3. Silabbataparamasa ´ ´ ´ ´
4. Patigha/Byapada √ ´ ´
5. Kamaraga √ ´ ´
6. Ruparaga ´
7. Aruparaga ´
8. Mana ´
9. Udaccha ´
10. Avijja ´
I. Sangha (pesamuan)
1) Ariya Sangha pesamuan mereka yang sudah mencapai tingkat-tingkat kesucian
2) Sammuti Sangha pesamuan para bhikkhu yang belum mencapai tingkat kesucian











5. Ungkapan berlindung pada Tiratana
A. Mengucapkan Tisarana (tiga perlindungan)
Buddham saranam gacchami
Dhammam saranam gacchami
Sangham saranam gacchami
Dutiyam’ pi Buddham saranam gacchami
Dutiyam’ pi Dhammam saranam gacchami
Dutiyam’ pi Sangham saranam gacchami
Tatiyam’ pi Buddham saranam gacchami
Tatiyam’ pi Dhammam saranam gacchami
Tatiyam’ pi Sangham saranam gacchami
B. Riwayat pengucapan Tisarana
Ketika 60 Arahat menyebarkan Dhamma di dunia untuk faedah orang banyak (yaitu sesu-dah YA. Yasa dan kawan-kawannya telah mencapai Arahat), supaya praktis mereka diberi kewenangan oleh Sang Buddha untuk mentahbiskan sendiri kepada mereka yang ingin menjadi bhikkhu dengan syarat sebagai berikut:
1) Setelah rambut dan jenggotnya dicukur (jadi, kalau mau menjadi bhikkhu, inilah yang pertama kali dilakukan)
2) Kemudian ia mengenakan jubah kuning
3) Lalu ia memberi hormat (bersujud di kaki bhikkhu), berjongkok (duduk bersimpuh ber-tumpu lutut) sambil berabjali.
4) Kemudian ia harus diberitahu:
“Ucapkanlah demikian:’Saya berlindung kepada Buddha
Saya berlindung kepada Dhamma
Saya berlindung kepada Sangha
Untuk kedua kalinya (idem 3 kalimat di atas)
Untuk ketiga kalinya (idem 3 kalimat di atas)
Cara ini disebut Tisaranagamana Upasampada yang sekarang digunakan untuk pentah-bisan samanera.
Riwayat ini diucapkan oleh Sang Buddha sendiri, bukan oleh siswa Beliau, yaitu terda-pat dalam Khuddakanikaya Khuddakapatha bagian Saranattaya.
C. Aspek-aspek keyakinan
1) Aspek pengertian
2) Aspek kemauan
3) Aspek kebahagiaan
Artinya, kita harus mengerti dulu akan adanya kebenaran, barulah kemudian kita mau me-laksanakan dan kemudian hasil dari praktik/pelaksanaan itulah yang akan membuahkan hasil yaitu kebahagiaan.
D. Makna berlindung pada Tiratana
Maknanya adalah perlindungan yang aktif, artinya hasil usaha kita sendirilah yang dapat melindungi kita. Jadi, mereka yang praktik Dhamma akan terlindungi oleh Dhamma dan yang tidak praktik tidak akan terlindungi. Dhammo have rakkhati dhammacarim, chattam mahantam viya vassakale (Dhamma melindungi seseorang yang melaksanakannya, bagai-kan payung besar di musim hujan).
Analogi: - ingin mencapai tepi seberang
- ingin mencapai puncak gunung

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Namo Buddhaya Romo Ali
Terima Kasih Informasinya...