Senin, 10 Maret 2008

KEINDAHAN

KEINDAHAN

Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa (3x).
KODHANO DUBBANNO HOTI.
Seseorang yang suka marah akan memiliki penampilan yang buruk.
Avguttaranikaya Sattakanipata.

Sdr/i seDhamma sekalian, setelah kita bersama-sama membaca Paritta dan bermeditasi, marilah sekarang kita bersama-sama mengarahkan perhatian dan konsentrasi kita guna mengada-kan pembahasan dan perenungan Dhamma, yang pada hari ini berjudul ‘Keindahan’. Jadi sekali lagi, judul pembahasan dan perenungan Dhamma kita pada hari ini yaitu ‘Keindahan’.
Sdr/i sekalian, dalam kehidupan manusia pada umumnya, semua orang rata-rata pasti mencintai keindahan. Di mana ada keindahan, pasti menarik perhatian orang yang melihatnya. Dan dari perhatian, lalu timbul kekaguman, dan dari kekaguman ini maka timbullah kecende-rungan untuk menikmati keindahan tersebut terus menerus. Namun, meskipun setiap orang pada umumnya menyukai keindahan, ternyata nilai suatu keindahan adalah relatif bagi setiap orang. Artinya, sesuatu yang dianggap indah oleh seseorang, belum tentu dianggap indah oleh orang lain.
Sdr/i sekalian, jika demikian, maka darimanakah kita ini dapat melihat suatu keindahan? Umumnya, keindahan itu dilihat oleh mata terhadap suatu obyek benda. Misalnya orang cende-rung mempergunakan perhiasan untuk mempercantik diri, menggunakan berbagai asesoris untuk memperindah rumah, dan lain-lain. Semua alat bantu ini dipergunakan orang untuk membuat se-suatu menjadi lebih indah. Nah, keindahan yang demikian ini dapat digolongkan sebagai kein-dahan perhiasan.
Selanjutnya, selain perhiasan, manusia juga cenderung untuk membanggakan keindahan jasmaninya. Keindahan jasmani ini dapat berupa bentuk tubuh yang menarik, tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus, tidak terlalu tinggi atau terlalu pendek; kemudian memiliki warna kulit yang menarik dan halus, mempunyai bentuk gigi yang indah, rambut yang bersih dan menarik, dan se-bagainya. Nah, keindahan yang semacam ini disebut sebagai keindahan jasmani.
Lalu, selain keindahan perhiasan dan keindahan jasmani, keindahan seorang manusia ju-ga dapat dilihat dari perilakunya sehari-hari. Mereka yang berperilaku baik, sopan santun dan ra-mah tamah, pasti akan menarik perhatian orang lain. Ucapan yang baik dan ramah dapat membu-at orang lain tertarik dengan kepribadian orang tersebut. Inilah yang disebut sebagai keindahan perilaku.
Sdr/i sekalian, selanjutnya, keindahan lain dari seseorang adalah yang disebut sebagai ke-indahan batin. Orang yang indah batinnya adalah mereka yang berhati baik, suka menolong, mencintai semua makhluk, dan sebagainya atau singkatnya adalah mereka yang mengembangkan ‘Brahma Vihara’.
Nah, Sdr/i yang berbahagia, dari keempat jenis keindahan ini, keindahan batin adalah yang paling terutama dan terpenting. Perhiasan sering digunakan hanya untuk menutupi kejelek-an-kejelekan jasmani. Demikian pula keindahan jasmani ternyata tidak mencerminkan keindahan perilaku. Banyak orang yang memiliki jasmani yang menarik tetapi perilakunya buruk. Oleh se-bab itu, keindahan perilaku adalah yang lebih baik daripada keindahan perhiasan dan keindahan jasmani. Akan tetapi, sering kali perilaku yang baik hanya dibuat-buat untuk menutupi sifatnya yang jelek. Oleh karena itu, keindahan yang terbaik adalah keindahan batin. Keindahan batin ti-dak dapat ditutupi dengan keindahan-keindahan lainnya. Keindahan batin tidak dapat dibuat-buat.
Sdr/i sekalian, dari cerita yang telah diuraikan tadi, kita dapat menarik kesimpulan bahwa keindahan yang paling mudah kita lihat adalah keindahan terluar, yaitu keindahan perhiasan. Jika perhiasannya ditinggalkan, maka yang nampak adalah keindahan jasmani. Dan jika keindahan jasmani ini juga diabaikan, maka kita akan melihat keindahan perilaku. Sedangkan keindahan yang paling halus, adalah keindahan batin. Yaitu keindahan yang dapat bertahan lebih lama dari-pada keindahan-keindahan lainnya yang hanya bersifat sementara.
Sdr/i seDhamma yang berbahagia, Sang Buddha, guru agung kita yang maha sempurna, mengajarkan bahwa keindahan seseorang dapat dikembangkan dengan jalan memiliki Dua Dhamma yang indah, yaitu yang disebut ‘Khanti’ dan ‘Soracca’. Khanti adalah kesabaran. De-ngan perkataan lain, Khanti berarti dapat menahan diri secara wajar pada saat menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam Buddha Dhamma, Khanti ini dibedakan menjadi dua macam.
1. Adhivasasana Khanti
Yaitu kesabaran jasmani. Artinya, walaupun jasmani merasa kecapaian, merasa sakit, lapar atau haus, kita tetap sabar dan dapat menahan diri untuk tidak berteriak, mengerang, ataupun mengeluh. Kita selalu berusaha agar apa yang terjadi pada jasmani tidak membawa pengaruh yang negatif pada batin.
2. Titikkhana Khanti
Yaitu kesabaran batin. Artinya, orang yang memiliki Titikkhana Khanti akan tetap memiliki kesabaran walaupun ia dihina, dimaki atau dimarahi. Titikkhana Khanti merupakan kelanjut-an dari melatih Adhivasasana Khanti.
Sdr/i sekalian, demikianlah penjelasan tentang dua macam Khanti, selanjutnya mengenai Soracca, artinya adalah sikap yang tenang, yaitu tetap melakukan pekerjaan seperti biasa walau-pun ada hal-hal yang tidak menyenangkan. Walau mengalami gangguan, jika batin tetap tenang maka tindakan-tindakan jasmanipun akan tetap tenang dan damai, perkataannya akan tetap ra-mah dan manis didengar. Demikianlah yang dimaksud dengan Soracca.
Sdr/i sekalian, dengan memiliki Khanti dan Soracca, seseorang akan tetap memiliki kein-dahan batin dan perilaku. Keindahan ini akan bertahan lama jika selalu dikembangkan. Dalam menghadapi situasi yang bagaimanapun, orang yang memiliki Khanti dan Soracca akan tetap menarik dan dikagumi oleh setiap orang. Oleh sebab itu, berusahalah untuk tetap memiliki kein-dahan batin ini.
Sdr/i seDhamma yang berbahagia, demikianlah pembahasan dan perenungan Dhamma kita yang cukup singkat pada hari ini, dan semoga dengan demikian kita semua menjadi selalu menyadari makna dan hakekat dari keindahan ini demi kebahagiaan kita semua. Terimakasih!
Sabbe satta bhavantu sukhitatta; semoga semua makhluk berbahagia!
Sadhu! Sadhu! Sadhu!
___________________

Dipetik dari Dhammavibhanga.

Dibacakan pada tanggal:
-
-
-
-
-

Tidak ada komentar: