Rabu, 09 April 2008

UCCHANGA JATAKA

Diterjemahkan oleh Jimmy Chandra

No. 67

UCCHANGA-JATAKA

"Seorang anak lelaki satu yang mudah didapat."-... Kisah ini diceritakan oleh Sang Guru ketika di Jetavana, tentang seorang perempuan negeri tertentu. Untuk suatu kejadian di kosala tiga orang laki-laki sedang berjalan dengan susah payah di bagian luar dari sebuah hutan tertentu, dan perampok-perampok itu menjarah di dalam hutan itu dan mereka mengadakan pelariannya. [307] Korban-korban datang, dalam arah tujuan dari suatu pencarian bajingan-bajingan itu yang sia-sia, kemana ketiga orang laki-laki itu sedang berjalan. "Disinilah perampok-perampok hutan itu, menyamar sebagai petani-petani," mereka berteriak, dan menarik ketiganya sebagai tawanan dari raja Kosala. Sekarang dari waktu ke waktu di sana seorang perempuan datang ke istana raja yang dengan ratapan yang keras meminta untuk "Dengan mana untuk dilindungi." Mendengar tangisannya, raja memerintahkan memberikan sebuah pakaian untuk diberikan kepadanya, tapi ia menolak itu, berkata ini adalah bukan yang dimaksudnya. Maka pembantu raja kembali kepada yang mulia dan berkata bahwa apa yang perempuan itu inginkan bukanlah pakaian-pakaian tetapi seorang suami [1] Kemudian raja telah membawa perempuan itu ke hadapannya dan menanyakan ia apakah yang ia betul-betul maksudkan seorang suami.

"Ya, tuanku," ia menjawab, "Karena seorang suami adalah betul-betul seorang pelindung perempuan, dan ia yang kehilangan seorang suami, malah walaupun perempuan itu memakai dalam pakaian berharga seribu keping pergi tanpa apa-apa dan betul-betul telanjang." Dan untuk menyakinkan kebenaran ini, sutta berikut ini akan dinyanyikan disini:-

Bagai kerajaan tanpa raja, bagai sebuah sungai kering,
Begitu tanpa apa-apa dan telanjang seorang perempuan tampaknya,
Yang, mempunyai sepuluh saudara-saudara, namun kehilangan seorang pasangan.

Mereka senang dengan jawaban perempuan itu, raja menanyakan hubungan ketiga tawanan itu denganya. Dan ia menjawab bahwa satu adalah suaminya, satu saudaranya, dan satu anaknya. "Kalau begitu, untuk menandakan anugerah Saya," berkata raja, "Saya berikan kamu satu dari tiga, yang mana akan kau ambil?" "Tuanku," jawabnya, "Kalau Saya hidup, Saya bisa mendapat suami yang lain dan anak lelaki yang lain, tetapi karena orang tuaku sudah mati, Saya tidak akan pernah mendapatkan saudara yang lain. Jadi berikan saja saudara Saya, tuanku." Merasa senang dengan perempuan itu, raja memerdekakan ke tiganya, dan itulah seorang perempuan ini adalah alat untuk menyelamtakan kejadian ini diketahui oleh persaudaraan, mereka sedang memuji perempuan itu di dalam Dhammasala, ketika Sang Guru masuk. Mendengar pada apa yang menjadi pokok pembicaraan mereka, Beliau berkata, "Ini bukan pertama kali, saudara-saudara, bahwa perempuan ini telah menyelamatkan ketiganya dari bahaya, ia melakukan yang sama pada waktu yang lalu." Dan demikian katanya, Beliau menceritakan masa lalu ini.

Pada suatu waktu ketika Brahmadatta sedang memerintah di Benares, tiga orang laki-laki sedang berjalan dengan susah payah pada bagian luar dari sebuah hutan, dan segala sesuatunya berjalan seperti di atas. Ketika ditanya oleh raja yang mana dari ketiganya itu yang ia akan ambil, perempuan itu berkata, "Tidak bisakah yang mulia memberi saya semua ketiganya?" "Tidak," berkata raja, "Saya tidak bisa." [308] "Yah, kalau Saya tidak bisa mendapat semua ketiganya, berikan Saya saudaraku." "Ambillah suamimu atau anakmu," kata raja. "Seperti halnya seorang saudara?" "Dua yang terdahulu Saya bisa siap menggantinya." menjawab perempuan itu, "Tetapi seorang saudara tidak pernah!" Dan demikian katanya, ia mengulangi pantun ini:-

Seorang anak sesuatu yang mudah didapat, suami juga.
Sebuah pilihan yang luas mengerumuni cara-cara umum.
Tapi dimana akan semua usaha-usahaku mendapatkan saudara yang lain?

"Ia betul sekali," berkata raja itu, sangat senang. Dan ia memerintahkan semua ketiga orang itu diambil dari penjara dan diberikan kepada perempuan itu. Ia mengambil mereka semua ketiganya dan berlalu pergi.

"Demikianlah, kamu lihat, saudara-saudara," berkata Sang Guru, "Bahwa perempuan yang sama ini satu kali sebelumnya menyelamatkan ketiga orang yang sama dari bahaya." Pelajarannya berakhir, Beliau membuat hubungan dan menyatukan kelahiran dengan berkata, "Perempuan itu dan tiga laki-laki itu sekarang adalah juga permpuan dan orang-orang dari waktu yang lampau, dan saya adalah raja itu."

Catatan Cf. Untuk ide dari sajak Herodotus III-118-120, Sophocles Antigone 902-912, dan lihat karangan ini didiskusikan dalam India Antiquary, untuk Desember 1881.
[1] Cf. ‘femme couverte.’

Tidak ada komentar: